EMOSI DAN KESEIMBANGAN
“ Kutu di sebrang lautan tampak,
gajah di pelupuk mata tak tampak”.
DEPARTEMEN
EMOSI lebih peka menangkap
keburukan orang lain dan terhalang mengindra kekurangan diri sendiri. Keburukan
orang lain lebih mudah diterima dan membekas pada diri sendiri artinya
keburukan orang lain lebih mudah membias dan menular. Maka tak heran ketika
orang membicarakan keburukan orang lain, dia kelihatan sama buruknya. Tak
disadari dia menganggap dirinya baik.
Kebaikan orang lain diremehkan, dianggap sebagai kebetulan saja, dia menolak nilai
kebaikan orang lain karena kebaikan itu
tak ada pada dirinya. Demikianlah gelombang emosi yang membingungkan nialai kebenaran,
sehingga kebenaran itu menjadi kabur yang diyakini sebagai kenaran.
Ketika keburukan itu mengarah pada dia, dia menolak
mentah – mentah keburukan dengan perilaku keburukan. Ketika keburukan itu mengarah
pada orang lain, dia mencaci maki.
Ketika kebaikan itu mengarah pada dia, dia menerima
kebaikan itu dengan perilaku keburukan, missal menyombongkan diri dan
meremehkan orang lain, karena kebaikan tak tampak di depan mata.
Ketika kebaikan itu mengarah pada orang lain, dia tak
rela menerimanya. Nilai kebaikan itu dengan perilaku keburukan. Demikianlah
gejolak emosi menguasai dia sehingga dia tak bias melihat kebaikan. Kebaikan menjadi
kabur fatamurgana.
DEPARTEMEN KESEIMBANGAN mengindra kebaikan dan keburukan
sebagai nilai kebaikan dan nilai keburukan dari sebuah simulasi pembelajaran
untuk mendapatkan nilai kebaikan itu sendiri dengan tetap menjunjung tinggi
kehormatan orang lain tanpa merendahkan dan menyakitkan.
Ketika kebaikan mengarah kepada DIA, DIA menerima dengan
senang hati. Kebaikan itu sebagai nilai kebaikan yang patut dijunjung tinggi
bersama – sama dengan tetap menjaga kehormatan bersama.
Ketika kebaikan mengarah pada orang lain, DIA ikut
bahagia. Menerima kebaikan itu sebagai nilai kebaikan yang patutu dijunjung
tinggi bersama – sama dengan tetap menjada kehormata nya.
Ketika keburukan mengarah pada DIA, DIA menerima
keburukan itu seseorang sebagai nilai keburukan yang tak mampu melukai hati DIA.
Sebaliknya nilai keburukan itu telah masuk dan melukai hati seseorang, SESEORANG
ITU disapa dan di sentuh sebagai seseorang yang terhormat.
Selamat dengan diluncurkannya "rumah manusia". Konsep rumah manusia sangat sederhana, namun sarat makna. Membahasakan bahasa Tuhan dan kehidupan tanpa titik maupun jeda...
BalasHapusSelamat memanusiakan manusia...